Fakta Puasa Bagi Kesehatan Tubuh yang Harus Diketahui

https://pixabay.com


Puasa Telah Digunakan Sebagai Terapi

Setidaknya sejak abad ke-5 SM, ketika Hippocrates, seorang dokter Yunani, menyarankan pantang makanan dan minuman untuk pasien dengan gejala penyakit tertentu. Beberapa dokter menemukan naluri puasa, di mana pasien dengan penyakit tertentu secara spontan kehilangan rasa lapar. Puasa seharusnya menjadi komponen alami yang penting dari proses pemulihan, sehingga beberapa dokter percaya bahwa memberi makanan selama periode tersebut tidak perlu dan bahkan berpotensi berbahaya.

Metode Pencegahan Penyakit Dalam Berbagai Keadaan

Pada paruh kedua abad kesembilan belas, beberapa studi terstruktur pertama puasa pada hewan dan manusia mulai muncul, dan pemahaman yang lebih baik tentang efek fisiologis puasa mulai muncul. Karena semakin banyak yang dipelajari tentang nutrisi dan kebutuhan nutrisi tubuh manusia di abad kedua puluh, metode puasa menjadi lebih kompleks, dan beragam pendekatan muncul. Puasa, misalnya, digunakan sebagai pengobatan dan metode pencegahan penyakit dalam berbagai keadaan (misalnya, di rumah sakit atau klinik atau di rumah).

Digunakan Untuk Mengobati Kondisi Kronis

Beberapa prosedur puasa, terutama yang digunakan untuk mengobati kondisi kronis, berlangsung lebih dari sebulan, hanya mengizinkan air atau teh bebas kalori untuk dikonsumsi, dan melibatkan olahraga dan enema. Metode lain, yang dikenal sebagai puasa modifikasi, memungkinkan asupan 200 hingga 500 kkal per hari (kebutuhan kalori harian orang dewasa berkisar antara 1.600 hingga 3.000 kkal, tergantung pada jenis kelamin, usia, dan tingkat aktivitas) dan terkadang termasuk terapi psikologis atau spiritual; tergantung caranya, kalori biasanya dalam bentuk roti, kaldu sayur, jus buah, madu, atau susu. Puasa yang dimodifikasi dikontraskan dengan diet yang sangat rendah kalori, yang memungkinkan hingga 800 kkal per hari dan sering digunakan untuk menurunkan banyak berat badan.

Puasa Intermiten

Puasa intermiten memerlukan pembatasan kalori dalam periode siklus, seperti puasa 24 jam diikuti dengan periode 24 jam konsumsi kalori normal.

Meskipun puasa benar-benar dapat diterapkan pada beberapa kasus penyakit, seperti beberapa gangguan akut (terutama bila disertai dengan hilangnya nafsu makan), apakah puasa bermanfaat bagi kesehatan manusia dalam kasus lain masih belum jelas hingga abad kedua puluh satu. Misalnya, penelitian pada orang menunjukkan bahwa puasa intermiten selama 15 hari meningkatkan penyerapan glukosa yang dimediasi insulin ke dalam jaringan, penelitian pada hewan pengerat menunjukkan bahwa puasa intermiten jangka panjang menginduksi intoleransi glukosa dan pelepasan oksidan berbahaya dari jaringan.

Sumber:

https://www.britannica.com/topic/fasting

Komentar